Apakah masih relevan sekarang kita masih
mewaspadai ekstrim kiri????
Latar Belakang
Kira-kira
beberapa puluh tahun yang lalu ilmu atau ajaran komunisme (ajaran
kemasyarakatan) belum banyak pengaruh seperti sekarang. Pada dewasa ini
komunisme merupakan kekuasaan dunia, yang mempunyai pengikut berjuta-juta dan
bertujuan hendak menguasai dunia. Di Indonesia, perkembangan komunisme juga
cukup pesat dan sangat membahayakan keutuhan NKRI, dengan membentuk sebuah
partai yang dinamakan PKI (Partai Komunis Indonesia) komunisme di Indonesia
semakin merajalela.
Pada masa
pemerintahan Orde Baru, pemerintah mengeluarkan TAP MPR 1996 No. XXV yang
berisi pembubaraan PKI dan pelarangan segala bentuk ajaran komunisme, marxisme,
dan leninisme.
Walaupun sudah
dilarang perkembangannya di Indonesia saat ini, namun tidak semua pengikut
komunisme musnah. Masih banyak pengikut-pengikutnya yang tersebar di Indonesia,
yang mungkin suatu saat nanti akan menyusun kekuatan untuk menggulingkan
pemerintahan di Indonesia. Bahaya komunisme inilah yang dimaksud dengan ekstrim
kiri.
Hal-hal yang
dijelaskan di atas menuntut kita untuk memikirkan persoalan ini. Negara kita
sekarang ini telah menganut sistem pemerintahan demokratis, isu-isu mengenai
komunisme di Indonesia bisa saja bukanlah isapan jempol belaka. Semuanya
tergantung pada diri kita sendiri, membiarkan diri untuk dikuasai oleh komunis
lagi atau melawan komunis itu.
Arti dan Tujuan Komunisme
Komunisme adalah
suatu ilmu atau ajaran kemasyarakatan yang bertujuan menguasai seluruh dunia
dengan jalan revolusi dunia dan merampas kekuasaan untuk diserahkan kepada
golongan rakyat kecil (Anonim, 1958).
Golongan
masyarakat yang penganut ajaran Komunis/Marxisme/Leninisme inilah yang disebut
ekstrim kiri. Pengertianekstrimitasialahseseorangatausekelompok
orang yang berpendiriankeras, fanatik, berpandangan sempit terhadapsuatu ide,
ideologi atau pandangan yang dimilikinya. Sikap ekstrim bisa timbul juga karena rasa
kesukuan, golongan sosial atau karena frustrasi.
Bahaya ekstrim kiri
Dalam praktek,
komunisme hanya memperlihatkan rasa tidak sukanya terhadap manusia sebagai
perseorangan. Sebagai suatu sistem ekonomi komunisme mengatakan bahwa tidak ada
masyarakat (umat manusia) yang telah mencapai penyelesaian yang cocok dalam
bidang ekonomi; karena itu, komunisme akan memberikan suatu sistem ekonomi.
Sebagai suatu sistem politik komunisme mengatakan tidak ada sistem politik yang
lain, selain komunisme yang akan memberikan suatu sistem ekonomi yang baik
(Abdoerraoef, 1971).
Praktek-praktek
seperti inilah yang membuat ekstrim kiri ditentang dan dilarang di Indonesia,
karena orang-orang golongan seperti ini ingin mendirikan negara komunis,
melakukan propaganda, melakukan teror, dana lain sebagainya yang berdampak
sangat besar bagi negara, khususnya dalam pemerintahan di mana orang-orang yang
terlibat dalam ekstrim kiri ini berusahamerusakkekompakandan keutuhan
sistem pemerintahandengancaramengadu-domba,
menghasutdanmemfitnah. Untuk alasan tersebut, ekistrim kiri disebut
sebagai “bahaya laten”.
Laten,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah tersembunyi; terpendam; tidak kelihatan
(tetapi mempunyai potensi untuk muncul): kita harus waspada terhadap bahaya laten komunis.
Jadi bahaya laten adalah keadaan darurat
yang sebenarny ada tapi belum kelihatan atau memiliki potensi untuk muncul di mana negara dan bangsa terancam keselamatannya oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab. Dalam konteks ini, keadaan yang dimaksud berasal dari golongan ekstrim kiri.
Masih relevankah kita masih mewaspadai
ekstrim kiri???
Iya. Kita masih
harus mewaspadai ekstrim kiri. Kekuasaan ekstrim kiri, dalam hal ini komunis
telah lama vakum dari urusan pemerintahan di Indonesia, bahkan telah dilarang
perkembangannya di Indonesia. Namun hal ini tidak semata-mata menjelaskan bahwa
ekstrim kiri ini sudah menghilang seutuhnya. Masalah-masalah yang terjadi di
pemerintahan kita saat ini, dapat melahirkan kembali golongan ekstrim kiri yang
mungkin mengambil kesempatan untuk menghasut atau merayu masyarakat yang kecewa
dengan pemerintahan di Indonesia yang sedang dalam keadaan morat-marit.
Akibat yang
ditimbulkan apabila komunis berkuasa dalam pemerintahan di Indonesia, adalah
sebagai berikut:
1.
Kebebasan perseorangan akan lenyap
2.
Kebebasan beragama dibatasi
3.
Kebijakan-kebijakan pemerintah akan
dijalankan menurut instruksi dari Moskow (Pusat komunis).
4.
Kepentingan nasional Indonesia akan
ditempatkan di bawah kepentingan perjuangan komunis internasional (Anonim,
1958)
Hal di atas
didukung dengan kedudukan ideologi negara kita, yaitu Pancasila sebagai dasar
negara yang belum aman, hal ini karena pengamalan Pancasila yang belum bagus.
Dengan keadaan seperti ini, sangatlah mudah pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab, seperti golongan ekstrim kiri untuk mengambil keuntungan dari masalah
ini dengan jalan menghasut atau adu domba untuk memporak-porandakan
pemerintahan di Indonesia.
Komunisme adalah paham yang
menekankan pentingnya kehidupan sosial ketimbang kehidupan individu. Paham
komunisme meyakini bahwa kepentingan pribadi harusdisubordinasikan untuk kebaikan bersama,
kebaikan masyarakat sekaligus. Dengan keadaan penduduk Indonesia yang
semakin hari semakin individual, tentunya dengan prinsip paham seperti ini,
tentunya dapat dengan mudah mempengaruhi masyarakat untuk mengakui dan
mendukung komunis sebagai paham yang baik dan perlu dianut oleh Indonesia. Apalagi
dengan masalah keadilan di Indonesia yang memprihatinkan seperti sekarang ini,
maka apabila tidak diwaspadai suatu saat nanti akan timbul usaha dan protes,
bahkan gagasan revolusi dari masyarakat menuntut perubahan yang dapat
meruntuhkan dasar negara kita, yaitu Pancasila, lalu digantikan dengan komunis.
Hal-hal seperti ini merupakan alasan mengapa kita hingga sekarang masih harus
mewaspadai ekstrim kiri.
Kita dapat memberantas
pengaruh komunis secara tepat dengan :
a.
Mewaspadai gerak-gerik ekstrim kiri.
b.
Menyingkirkan kaum komunis dari
kedudukan-kedudukan penting dan mengganti dengan patriot sejati.
c.
Kita harus berusaha untuk memberantas
kemiskinan, karena negeri yang rakyatnya miskin merupakan tanah yang subur bagi
komunisme (Anonim, 1958).
d.
Tidak mudah terpengaruh tentang isu-isu
yang berkembang di masyarakat.
e.
Menanamkan nilai-nilai Pancasila yang
merupakan dasar negara terhadap generasi muda, sehingga dapat mengamalkan
nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di bawah ini
merupakan contoh kasus mengenai pengaruh ekstrim kiri (komunis) di Indonesia :
GerakanG-30S/PKI
30 September atau yang
sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan
September TigaPuluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa
yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 di
mana enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang
lainnya dibunuh dalam suatu usaha pemberontakan
yang disebut sebagai usaha kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
Gerakan 30 September yang
dilancarkan oleh PKI kini disebut dengan peristiwa G30S/PKI. Dimana peristiwa tersebut telah cukup menggambaran penculikan dan pembunuhan terencana
yang dipublikasikan dilakukan oleh PKI terhadap sejumlah jenderal TNI AD yang
kemudian di buang ke sumur tua di daerah Lubang Buaya (dapat dilihat pada gambar). Upaya yang dilakukan PKI ini adalah untuk menggulingkan Ideologi Pancasila
yang menjadi dasar negara Indonesia, kemudia nmenggantinya dengan Ideologi Komunis.
Daftar korban kebiadaban PKI
disiksa dan dibunuh tanggal 1 oktober 1965 ditemukan pada sumur tua di
daerah lubang buaya jakarta timur. Setiaptanggal 1 oktober diperingati sebagai hari kesaktian pancasila.
Nama-nama pahlawan revolusi :
1. Ahmad Yani, Jend. Anumerta
2. Donald Ifak Panjaitan, Mayjen. Anumerta
3. M.T. Haryono, Letjen. Anumerta
4. Piere Tendean, Kapten CZI Anumerta
5. Siswono Parman, Letjen. Anumerta
6. Suprapto, Letjen. Anumerta
7. Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen. Anumerta
Korbantewas lain peristiwa G 30S PKI :
1. Katamso Dharmokusumo, Brigjen. Anumerta
2. Sugiyono Mangunwiyoto, Kolonel. Anumerta
3. Karel Sasuit Tubun, AIP II
4. Ade Irma Suryani Nasution putri Jend. A.H. Nasution
1. Ahmad Yani, Jend. Anumerta
2. Donald Ifak Panjaitan, Mayjen. Anumerta
3. M.T. Haryono, Letjen. Anumerta
4. Piere Tendean, Kapten CZI Anumerta
5. Siswono Parman, Letjen. Anumerta
6. Suprapto, Letjen. Anumerta
7. Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen. Anumerta
Korbantewas lain peristiwa G 30S PKI :
1. Katamso Dharmokusumo, Brigjen. Anumerta
2. Sugiyono Mangunwiyoto, Kolonel. Anumerta
3. Karel Sasuit Tubun, AIP II
4. Ade Irma Suryani Nasution putri Jend. A.H. Nasution
Tanggapan terhadap kasus
Berdasarkan contoh kasus di atas,
menunjukkan bahwa kelompok ekstrim kiri merupakan kelompok yang harus
diwaspadai. Bisa diketahui dengan jelas pada kasus di atas, bahwa ekstrim kiri
ini meneror dan berusaha untuk menghancurkan keutuhan negara kita, dengan
melancarkan praktek dan cara-cara kotor, seperti mengadu domba dan fitnah. Atas
perbuatan mereka ini, tentunya banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban
dari aksi mereka ini. Yang lebih parahnya lagi, mereka ingin mengganti dasar
negara kita, dengan paham komunis. Keadaan negara yang kacau balau dan tidak
ada kekompakkan dari setiap bagian pemerintahan, menunjukkan dengan mudahnya
kelompok ekstrim kiri masuk dan menjalankan aksinya. Dengan perkembangan negara
kita seperti sekarang ini, apalagi dengan masalah kedudukan Pancasila di negara
kita sendiri yang belum aman, serta pengamalan Pancasila yang belum bagus,
tentunya kita harus semakin waspada dengan isu-isu yang berkembang, seperti
ekstrim kiri ini. Karena walaupun belum kelihatan secara nyata tentang kegiatan
komunis di Indonesia sekarang ini, tetapi kita patut waspada. Lebih baik
“mencegah” ekstrim kiri itu sekarang daripada harus “membasmi” mereka nanti
saat telah mengacau balau negara kita.
Kesimpulan
·
Ekstrim kiri merupakan bahaya laten.
·
Berdasarkan praktek-prakteknya
menunjukkan bahwa ekstrim kiri itu memang membahayakan bagi keutuhan negara
kita.
·
Kita harus tetap waspada terhadap
golongan ekstrim kiri.
·
Kita sebagai generasi muda hendaknya
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
sebagai suatu bentuk pertahanan diri.
Saran
Bahaya mengenai
ekstrim kiri itu memang ada dan patut diwaspadai, namun kita harus berusaha
untuk mempelajari tentang paham komunis itu dulu, sehingga kita dapat
“mengatasi”-nya dalam pemikiran kita. Dengan demikian kita akan mengenal
komunisme, pastinya ada unsur, sifat, tujuan, dan lain sebagainya tentang
komunis yang akan kita ketahui dalam pemikiran kita, dan selanjutnya kita
menjadi sadar bahwa komunisme itu ajaran yang keliru. Selain itu, bukan hanya
ekstrim kiri saja yang harus kita waspadai. Kita juga harus tetap mawas diri
karena masih banyak paham-paham yang berkembang di negara kita ini yang
ajarannya bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerraoef, 1971, Komunisme dalam
Teori dan Praktek, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta
Anonim, 1958, Apakah Komunisme itu ?, 3-4, 12, Lembaga
Kader, Jakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://www.dephan.go.id/modules.php?name=Feedback&op=viewarticle&opid=181
http://syadiashare.com/korban-g-30-s-pki.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September
Tidak ada komentar:
Posting Komentar