Sabtu, 07 Juli 2012

Gangguan Kecemasan


GANGGUAN KECEMASAN

            Gangguan kecemasan sering kali dialami oleh semua orang. Baik itu kecemasan yang timbul karena urusan pribadi, urusan sekolah, urusan kantor, dan lain sebagainya. Contoh yang sering terjadi misalnya gangguan kecemasan yang terjadi yang dialami oleh staf ahli periklanan akibat tingginya tekanan pekerjaan di kantornya yang semakin menumpuk. Menjadi seorang staf ahli periklanan, dituntut oleh perusahaan harus memberikan ide/gagasan tentang iklan-iklan yang menarik, beda, dan sekreatif mungkin dan itu biasanya minimal dua ide/gagasan iklan dalam sehari harus diberikan kepada perusahaan tempat ia bekerja. Bila staf ahli ini berhasil, maka dia dapat memperoleh penghargaan/bonus dari perusahaan, namun ketika suatu hari ia sama sekali tidak memperoleh ide/gagasan untuk membuat iklan, maka ia akan merasa tertekan, cemas, stres, karena dikejar deadline perusahaan.

A.     DEFINISI/TERMINOLOGI KECEMASAN
Kecemasan (anxiety) dapat diartikan sebagai perasaan kuatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara bersamaan, yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh, seperti: jantung berdebar-debar, keringat dingin. Kecemasan dapat timbul sebagai reaksi terhadap "bahaya" baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak (hasil dari imajinasi saja) yang seringkali disebut dengan "free-floating anxiety" (kecemasan yang terus mengambang tanpa diketahui penyebabnya) (Susabda, 2010).
Menurut penyebab, dan lama berlangsungnya, kecemasan dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yakni:
1.      Phobic Anxiety, yaitu kecemasan yang timbul dikarenakan oleh phobia (ketakutan) tertentu, misalnya:
Ø Cemas ketika tidur di ruang yang gelap.
2.      Acute Anxiety, ialah kecemasan yang muncul mendadak dengan intensitas yang tinggi, tapi tidak terlalu lama akan lenyap, misalnya:
Ø  Ketika melihat orang yang mirip dengan pembunuh keluarganya, ia segera ketakutan dan beberapa saat setelah orang tadi pergi ia tenang kembali.
3.      Chronic Anxiety, yakni kecemasan yang berlangsung lama dan terus menerus (dapat terjadi seumur hidup), meski dalam intensitas yang rendah, dan tanpa sebab yang jelas, misalnya:
Ø  Hendak bepergian, selalu ingin kencing.
4.      Normal Anxiety, yaitu kecemasan yang beralasan, misalnya:
Ø Menjelang ujian, perasaan cemas muncul begitu besar.
5.      Neurotic Anxiety, ialah kecemasan tanpa alasan yang jelas sebagai akibat konflik alam bawah sadar, misalnya:
Ø Sering punya perasaan bersalah akibat seringnya dipersalahkan pada masa kecil, dan kini muncul menjadi kecemasan yang berlarut-larut serta secara periodik muncul (Susabda, 2010).
Kecemasan akan muncul ketika ada Id (rangsangan naluri yang menuntut pemuasan segera), Ego (bagian dari keprobadian manusia yang memberi kesadaran akan adanya dunia di luar dirinya, dan kemungkinan berorientasi pada realita), dan Super ego (kesadaran moral akan apa yang baik dan jahat).

B.     TEKANAN PEKERJAAN
Tekanan pekerjaan (Job-Related Stress) merupakan fungsi positif dari perbedaan antara permintaan kinerja  dari setiap pekerjaan dengan kemampuan kinerja secara individu. Tekanan pekerjaan (job-related stress) ini timbul karena meningkatnya stress sebagai akibat dari permintaan pekerjaan secara meningkat melebihi kemampuan kinerja dari pekerja (Edwards, 1996).
Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kinerja yang diinginkan dalam tugas berhubungan negatif antara tekanan pekerjaan dan kinerja pekerjaan. Di sini seseorang akan merasa cemas atau stress akibat dari ketidakcocokan orang tersebut dengan tugas yang diinginkan atau tugas yang overload dan dikejar deadline terus menerus maka hal tersebut akan dapat meningkatkan  rasa kecemasan hingga stress.  Setiap individu mempunyai ketidakpastian yang besar terhadap kemungkinan hasil dari  pekerjannya atau bagaimana usaha-usahanya akan mempengaruhi kinerja mereka. Adanya ketidakpastian yang besar terhadap pencapaian hasil tersebut akan berakibat pada perasaan  cemas yang akan mempengaruhi kinerja mereka (Kiryanto, 2006)

C.     IKLIM KOMPETISI DI DUNIA KERJA
Persaingan dunia kerja saat ini semakin meningkat sehingga  menyebabkan manusia menghabiskan waktunya untuk terus bekerja dan bekerja. Dalam dunia kerja terdapat dua pilihan dalam kompetisi di dunia kerja, yaitu kalah dalam kompetisi atau berkreasi/berinovasi. Sifat dasar manusia yang terkadang tidak mau kalah dalam pekerjaan yang digelutinya membuat manusia mendapatkan tekanan untuk bisa lebih baik lagi dan terus menjadi yang terbaik. Kompetisi dalam dunia kerja, bukan hanya dilihat dari kepintaran menyelesaikan pekerjaan saja yang dituntut, tetapi kesiapan mental dalam berbagai situasi yang mendadak (Kurniawati, 2007).
Persaingan kerja yang semakin sengit menuntut setiap pekerja untuk lebih kreatif dalam mengembangkan potensi diri. Namun terkadang ada titik di mana seseorang akan merasa jenuh dan “blank” dalam mencari kreatifitas, gagasan-gagasan, atau ide-ide baru. Hal inilah yang terkadang menjadi alasan seseorang mengalami gangguan kecemasan dalam pekerjaannya.

D.     TATA CARA PENGOBATAN
Dalam mencegah dan mengobati gangguan kecemasan yang dialami seseorang dapat dilakukan terapi secara non farmakologi maupun terapi farmakologi.
Ø  Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan, yaitu :
ü  Penderita disarankan melakukan refreshing sesering mungkin.
ü  Hipnoterapi, meditasi, dan yoga.
ü  Melakukan pendekatan-pendekatan psikologis, misalnya dengan Emotional Freedom Technique, yaitu suatu terapi dengan memanfaatkan energi yang ada dalam tubuh dengan cara menstimulasi pada titik-titik meridian tubuh untuk memperbaiki aliran energi tubuh.
ü  Olahraga, mengatur pola makan, dan istirahat yang cukup.
ü  Berdoa.
Ø  Terapi Farmakologi
ü  Menggunakan obat penenang/anti cemas (Ansietas), contohnya Antidepressant, Antihistamines, dan Benzodiazepines. Tetapi harus diperhatikan cara pemakaian, dosis pemakaian dan efek samping yang ditimbulkannya, serta jangan dikonsumsi sesering mungkin (dapat menimbulkan ketergantungan).
ü  Menggunakan stimulansia, contohnya Metilfenidat.



DAFTAR PUSTAKA

Edwards, J. 1996. An Examination of  Competing Versions of The PersonEnvironment Fit Approach to Stress. Academy of  Management Journal. 39, 292-339
Kiryanto, 2006, Desain dan Pengaruh Sistem Kontrol : Pengujian Model Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang
Kurniawati, S., 2007, Berkarir dan Bersaing dalam Dunia Kerja, 2, Program Studi Ekonomi dan Koperasi UI, Jakarta
Susabda, 2010, Seri Sikap Hati : Kecemasan, Penerbit Gandun Mas, Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar