GANGGUAN
KECEMASAN
Gangguan
kecemasan sering kali dialami oleh semua orang. Baik itu kecemasan yang timbul
karena urusan pribadi, urusan sekolah, urusan kantor, dan lain sebagainya.
Contoh yang sering terjadi misalnya gangguan kecemasan yang terjadi yang
dialami oleh staf ahli periklanan akibat tingginya tekanan pekerjaan di
kantornya yang semakin menumpuk. Menjadi seorang staf ahli periklanan, dituntut
oleh perusahaan harus memberikan ide/gagasan tentang iklan-iklan yang menarik,
beda, dan sekreatif mungkin dan itu biasanya minimal dua ide/gagasan iklan
dalam sehari harus diberikan kepada perusahaan tempat ia bekerja. Bila staf
ahli ini berhasil, maka dia dapat memperoleh penghargaan/bonus dari perusahaan,
namun ketika suatu hari ia sama sekali tidak memperoleh ide/gagasan untuk
membuat iklan, maka ia akan merasa tertekan, cemas, stres, karena dikejar deadline perusahaan.
A. DEFINISI/TERMINOLOGI KECEMASAN
Kecemasan
(anxiety) dapat diartikan sebagai
perasaan kuatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara bersamaan, yang biasanya
diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh, seperti: jantung berdebar-debar,
keringat dingin. Kecemasan dapat timbul sebagai reaksi terhadap
"bahaya" baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak (hasil dari
imajinasi saja) yang seringkali disebut dengan "free-floating anxiety" (kecemasan yang terus mengambang
tanpa diketahui penyebabnya) (Susabda,
2010).
Menurut
penyebab, dan lama berlangsungnya, kecemasan dapat dibedakan menjadi beberapa
bentuk, yakni:
1. Phobic Anxiety, yaitu
kecemasan yang timbul dikarenakan oleh phobia (ketakutan) tertentu, misalnya:
Ø Cemas
ketika tidur di ruang yang gelap.
2. Acute Anxiety, ialah
kecemasan yang muncul mendadak dengan intensitas yang tinggi, tapi tidak
terlalu lama akan lenyap, misalnya:
Ø Ketika
melihat orang yang mirip dengan pembunuh keluarganya, ia segera ketakutan dan
beberapa saat setelah orang tadi pergi ia tenang kembali.
3. Chronic Anxiety, yakni
kecemasan yang berlangsung lama dan terus menerus (dapat terjadi seumur hidup),
meski dalam intensitas yang rendah, dan tanpa sebab yang jelas, misalnya:
Ø Hendak bepergian, selalu ingin kencing.
4. Normal Anxiety, yaitu
kecemasan yang beralasan, misalnya:
Ø Menjelang
ujian, perasaan cemas muncul begitu besar.
5. Neurotic Anxiety, ialah
kecemasan tanpa alasan yang jelas sebagai akibat konflik alam bawah sadar,
misalnya:
Ø Sering
punya perasaan bersalah akibat seringnya dipersalahkan pada masa kecil, dan
kini muncul menjadi kecemasan yang berlarut-larut serta secara periodik muncul (Susabda, 2010).
Kecemasan
akan muncul ketika ada Id (rangsangan naluri yang menuntut pemuasan segera),
Ego (bagian dari keprobadian manusia yang memberi kesadaran akan adanya dunia
di luar dirinya, dan kemungkinan berorientasi pada realita), dan Super ego
(kesadaran moral akan apa yang baik dan jahat).
B. TEKANAN PEKERJAAN
Tekanan pekerjaan (Job-Related Stress) merupakan fungsi
positif dari perbedaan antara permintaan kinerja dari setiap pekerjaan dengan kemampuan
kinerja secara individu. Tekanan pekerjaan (job-related stress) ini timbul
karena meningkatnya stress sebagai akibat dari permintaan pekerjaan secara
meningkat melebihi kemampuan kinerja dari pekerja (Edwards, 1996).
Sebuah hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan kinerja yang diinginkan dalam tugas berhubungan negatif antara
tekanan pekerjaan dan kinerja pekerjaan. Di sini seseorang akan merasa cemas
atau stress akibat dari ketidakcocokan orang tersebut dengan tugas yang
diinginkan atau tugas yang overload
dan dikejar deadline terus menerus
maka hal tersebut akan dapat meningkatkan rasa kecemasan hingga stress. Setiap individu mempunyai ketidakpastian yang
besar terhadap kemungkinan hasil dari
pekerjannya atau bagaimana usaha-usahanya akan mempengaruhi kinerja
mereka. Adanya ketidakpastian yang besar terhadap pencapaian hasil tersebut
akan berakibat pada perasaan cemas yang
akan mempengaruhi kinerja mereka (Kiryanto, 2006)
C. IKLIM KOMPETISI DI DUNIA KERJA
Persaingan dunia kerja saat ini
semakin meningkat sehingga menyebabkan
manusia menghabiskan waktunya untuk terus bekerja dan bekerja. Dalam dunia
kerja terdapat dua pilihan dalam kompetisi di dunia kerja, yaitu kalah dalam
kompetisi atau berkreasi/berinovasi. Sifat dasar manusia yang terkadang tidak
mau kalah dalam pekerjaan yang digelutinya membuat manusia mendapatkan tekanan
untuk bisa lebih baik lagi dan terus menjadi yang terbaik. Kompetisi dalam
dunia kerja, bukan hanya dilihat dari kepintaran menyelesaikan pekerjaan saja
yang dituntut, tetapi kesiapan mental dalam berbagai situasi yang mendadak
(Kurniawati, 2007).
Persaingan kerja yang semakin sengit
menuntut setiap pekerja untuk lebih kreatif dalam mengembangkan potensi diri.
Namun terkadang ada titik di mana seseorang akan merasa jenuh dan “blank” dalam
mencari kreatifitas, gagasan-gagasan, atau ide-ide baru. Hal inilah yang
terkadang menjadi alasan seseorang mengalami gangguan kecemasan dalam
pekerjaannya.
D. TATA CARA PENGOBATAN
Dalam mencegah dan mengobati
gangguan kecemasan yang dialami seseorang dapat dilakukan terapi secara non
farmakologi maupun terapi farmakologi.
Ø Terapi
Non Farmakologi
Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan, yaitu :
ü Penderita
disarankan melakukan refreshing sesering
mungkin.
ü Hipnoterapi,
meditasi, dan yoga.
ü Melakukan
pendekatan-pendekatan psikologis, misalnya dengan Emotional
Freedom Technique, yaitu suatu terapi dengan memanfaatkan energi yang ada dalam tubuh dengan cara menstimulasi pada titik-titik
meridian tubuh untuk memperbaiki aliran energi tubuh.
ü Olahraga,
mengatur pola makan, dan istirahat yang cukup.
ü Berdoa.
Ø Terapi
Farmakologi
ü Menggunakan
obat penenang/anti cemas (Ansietas), contohnya Antidepressant, Antihistamines,
dan Benzodiazepines. Tetapi harus diperhatikan cara pemakaian, dosis pemakaian
dan efek samping yang ditimbulkannya, serta jangan dikonsumsi sesering mungkin
(dapat menimbulkan ketergantungan).
ü Menggunakan
stimulansia, contohnya Metilfenidat.
DAFTAR
PUSTAKA
Edwards, J. 1996. An
Examination of Competing Versions of The
PersonEnvironment Fit Approach to Stress. Academy of Management Journal. 39, 292-339
Kiryanto, 2006, Desain
dan Pengaruh Sistem Kontrol : Pengujian Model Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang
Kurniawati, S., 2007, Berkarir
dan Bersaing dalam Dunia Kerja, 2, Program Studi Ekonomi dan Koperasi UI,
Jakarta
Susabda, 2010, Seri Sikap Hati : Kecemasan, Penerbit
Gandun Mas, Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar